KAKTUS ART SPACE | Nyalakan Api Berkesenian



penggagas Kaktus Art Space gelar pameran perdana (foto/sjd)

BERKESENIAN, hal yang mutlak dilakukan bagi seorang perupa menjaga asa insting berkarya. Ruang gerak tak berarti jika wadah atau art space jauh dari ekpektasi. Kegundahan, kegelisahan dan pilu mencengkram pikiran menemukan imajinasi tanpa dukungan wadah, walaupun selama ini banyak terdapat art space namun ruang tersebut tak mampu memberikan rumah bagi perupa Bali melampiaskan hasrat berkesenian. Sejak lama pikiran tersebut menempel dalam pikiran membentuk ruang karya yang murni menggerak dari perupa itu sendiri. Menelisik ruang karya yang ada di Bali khususnya daerah Sanur rujukan para perupa memilihnya, keistimewaan menjatuhkan cinta pada daerah yang dikenal matahari terbit.

Sekumpulan perupa tergetuk bersama-sama membuat ruang karya atas dasar kejenuhan kebutuhan art space. Dari sanalah lahirny ide Kaktus Art Space, selang waktu berjalan mereka secara perdana menggelar pameran bersama yang bertajuk On Fire. Harapannya rahim gallery yang terbentuk memberikan dampak signifikan ruang karya sehingga nyala semangat berkesenian terbakar api semangat. On fire dalam hal berkarya sangat foundamental, kestabilan emosional terjaga rapi walaupun diluar sana banyak penghalang.

Sebanyak 20 perupa secara bergotong-royong mengadakan pameran bersama secara perdana setelah dibangunnya Kaktus Art Space yang dimulai 28 April hingga berkahir 12 Mei. Waktu yang tepat memberikan jawaban dari kegelisahan yang dihadapai sekaligus kewajiban berkesenian kepada insan seni. Berangkat dari ide yang dicetuskan 22 perupa membangun art space ini diantaranyaI Wayan Redika, I Made Galung Wiratmaja, Jango Paramertha, I Ketut Teja Astawa, I Wayan Gede Santiyasa, V Dedi Neru, Ida Bagus Putu Purwa, I Made Duatmika, I Wayan Paramertha, I Kadek Susila Dwiyana.

Ada pula perupa I Made Wiradana, I Nyoman Sujana Kenyem, Teguh Ritma Iman, I Made Dolar Astawa, I Gede Made Surya Darma, I Made Palguna, A.A Ngurah Paramertha, I Wayan Arnata, I Made Gunawan dan I Made Romi Sukadana. Pencetus gagasan membuat art space datang dari Romi Sukadana, Teguh Iman dan Susila, gayung bersambut disusul bergabung Dolar Astawa dan Surya Darma kemudian diikuti 15 perupa lainya.

KEISTIMEWAAN SENI RUPA SANUR

Siapa yang kepengen ke pantai ! Tempat inilah segala pilu hidup dilepaskan setelah aroma pantai menyapu kegundahan. Bali, berbicara pantai Sanurlah menjadi rujukan berlibur, tapi destinasi ini memanjakan insan penikmatnya, keberadaan seni rupa adalah beranda tatkala berkunjung kesini. Sejak dulu jaman penjajahan berlangsung pantai Sanur pintu masuk. Matahari lagi manja-manja muncul disini, sinar memecah kabut fajar. Ketertarikan menyaksikan kemegahan semesta diujung timur, duduk atau tidur terlandang di atas pasir. Begitu kata pencari nikmat semesta berujar yang tak mengenal ras bahkan agamanya.

Kesenirupaan Sanur tidak diragukan lagi, Sanur adalah tempat mengexplorasi imajinasi berkesenian. Mempesonannya hingga perupa Le Mayeur kepincut berdomisili. Satu, dua dan seterusnya banyak sudah hasil karya yang dilahirkan dari Sanur. Spesial sekali Sanur buat perupa bernama lengkap Andrian-Jean Le Mayuer De Merpres. Petualangan beberapa negara, Indonesia tepatnya Sanur Le Mayuer terkesan dalam hidupnya. Bertemu dengan seorang gadis yang polos eksotik menari bernama Ni Pollok. Ayunya gadis asal Banjar Kelandis meruntuhkan hati seorang pangeran Belgia. Imajinasi mengembara menyala tak terbendung Le Mayuer berkesenian dengan model satu-satunya Ni Pollok. Cinta keduanya bagaikan mengejar matahari, hasil karya tak terlepas sentuhan rasa. Sisi lain, nama Sanur dari segi seni rupa mencuat menjadi pilihan pada waktu sebagai beranda.

Keberadaan kesenirupaan daerah Sanur terlepas peran sosoknya hingga kini. Peran perupa diera sekarang menjaga marwah kesenirupaan, mereka berkumpul mendirikan sebuah gallery. Kegelisahan mereka akan tempat mengapresiasi karya mereka walaupun sudah banyak ada gallery. Ceritanya akan berbeda tatkala sekumpulan perupa membuat gallery sendiri yang terletak dibibir pantai. 

Ditengah gersang oase yang terjadi, jiwa pertualangan bisa tumbuh subur. Bisik-bisik mereka (perupa-red) mencetuskan nama gallery Kaktus Art Space. Kaktus merupakan salah tumbuhan yang bisa hidup ditanah yang kering dan gersang. Petualangan hidup kaktus tahan dari segala rintangan. Begitu juga dalam berksenian, tantangan-tantangan, pergolakan yang seperti angin kadang halus bahkan kasar. Mungkin sebagian orang melihat kaktus tidak menarik, sisi lain kaktus menyimpang pesona. Ketahanan hidup nilai lebih dari tumbuhan ini.
Varian karya 22 perupa yang mejeng di gallery memanjakan mata Insan penikmat seni rupa menggugah langkah laki memasuki gallery, begitu apik tertata melihat koleksi mengelilingi dinding. Sepasang mata detail melihat karya perupa satu demi satu. Dolar Astawa memperjelas memilih nama kaktus, Sanur sejak dulu dikenal pesona keindahan termasuk kesenirupaan. Beranda terdepan waktu dulu ketika orang-orang Eropa berkunjung ke Bali. Kisah masa lampau, perupa tersohor Le Mayuer memperkenalkan Sanur sebagai tempat paling asyik dan spesial dalam berkarya. Dia bersama kawan-kawan perupa lainnya menjaga nama tenar kesenirupaan Sanur dengan membuka gallery. Saat disinggung nama Kaktus dipilih, ia menilai tumbuhan seperti kaktus sepintas tidak menarik tapi jika ditelisik lebih mendalam ternyata tumbuhan ini kuat hidup ditanah gersang sekalipun. Filosofi inilah mencuat menjadi nama gallery.

Sementara I Gede Made Surya Darma menilai sama, Sanur dan seni rupa ada keterkaitan, korelasi yang sudah dilakukan oleh perupa terkenal. Perkawinan kedua tersaji dalam kisah pertualangan Le Mayuer. Sementara pilihan nama Kaktus, sikapnya yang ngga manja sangat khas dari tumbuhan berduri. Keteguhan hidup kaktus dewasa menyikapi kehidupan dimuka bumi, jika diberikan kasih sayang berlebihan atau lebay sebaliknya malah akan mati dengan sendirinya, kasih sayang secukupnya selebihnya biarkan Kaktus menjalani sendiri hidupnya. Artinya, kaktus adalah tataman yang tak perlu diperlakukan spesial. Berduri disekujur tubuhnya bukan sebagai mempergagah tapi senjata melindungi dirinya. Jika dilihat dari ketahanan sangat kuat segala cuaca, terbentuk mental yang kokoh, selalu sabar, dan terakhir istimewa. Sikap keistimewaaan Kaktus menjembatani keteladanan perupa dalam berkesenian. *sjd

*penulis pemerhati seni rupa

Share on Google Plus

wak laba

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment

http://waklaba.blogspot.com/. Powered by Blogger.