Winarsa ; Antara Idealisme Berkesenian dan Penghidupan


 Dewa Gede Winarsa

Pergelaran wayang bukan asing lagi, walaupun dijaman temporer tidak lagi jadi bagian dari hiburan dikalahkan dengan liburan yang lebih asyik terutama televisi, gedget serta yang berbau teknologi. Mengembalikan kiprah wayang sebagai liburan dan kesenian pelengkap ritual, dalang lebih kreatif memadukan yang sesuai dengan era sekarang dan tetap sesuai dengan pakemnya. Mendalang sendiri bagain dari kesenian klasik yang mampu berikan pencerahan dan edukasi kepada masyarakat melalui cerita epos maha dasyat seperti mahabrata dan ramayana atau epos lain yang terkenal.

Secara geonetik biasanya bakat dalang menular dari seorang ayah, kemampuan ini biasa secara alamiah atau otodidak. Bila kemampuan tersebut diasah dengan baik, seorang dalang mampu menyajikan kepada pecintanya, tepuk dan dan gelak tawa keberhasilannya.

I Dewa Gede Winarsa adalah sosok dalang secara alamiah mempelajari langsung pada gurunya, tiada lainya ayahnya sendiri. Lingkungan seni menempa dirinya, dan harus melanjutkan titah pedalangan. Diakuinya, pergelaran wayang tidak lagi sebagai hiburan yang diminati, tapi sebagai pelengkap ritual. Pergolakan inilah, bagi Winarsa sebagai tantangan menghadirkan gagasan yang menarik agar bisa dinikmati.

Pensiunan guru Bahasa Bali, mendalang adalah roh kehidupan, pasalnya ia membatasi diri antara mencari penghidupan dimendalang. Mendalang bagian dari menghibur dirinya sekaligus masyarakat. Ideliasme berkesenian dan mencari penghidupan dipisahkan dan berjalan sebagimana mestinya.(*)
Share on Google Plus

wak laba

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment

http://waklaba.blogspot.com/. Powered by Blogger.