Ngeben Masal di Desa Pakraman Kutapang (foto/SJD)
Nusa Penida (waklaba.blogspot.com)
Upacara ngaben merupakan salah satu upacara pitra
nyadnya yang dilakukan pada umumnya di Bali.
Nusa penida salah satunya . Berbeda yang tempat lainya yakni mengarak
bade di laut. Warga tumpah berbondong-bondong menyaksikan event yang langka.
Riuhan penonton ketika suara gemelan berbunyi. Bukan hanya warga local saja
yang menyaksikan ngaben , fotografer pun tidak ketinggalan mengabadikan momen
ini, Kamis (25/9/2014).
Upacara ngeben masal di Desa Pakraman Kutapang
selalu warga tumpah menyaksikan. Hal berbeda dari upacara ngeben masal yang
lainnya. Disamping bade diarak di laut , semua lembu dan singa semuanya diarak
bersamaan. Atraktif lembu dan singa
silih berganti maju ke bade. Durasi
mengarak bade cukup lama. Para warga yang menyaksikan tidak beranjak pulang
sebelum bade sampai di setra.
Hal ini disampaikan Ketua Panitia disela-sela
kesibukanya I Made Suarta mengatakan uapacara ngaben masal diawali dengan
paruman semua karma yang sebelumnya pacah dari beberapa banjar yang kini
menjadi satu banjar adat Kutapang Kauh. Sebanyak 42 sawa yang diantanya 14
petulangan yang terdiri dari 14 Paibon.
Setiap warga yang mempunyai sawa dikenakan biaya
sebanyak 10 juta per sawa. Mengarak bade di laut yang diiringi 8 singa dam
lembu yang semua diarak secara
bersamaan. Riuhan penonton ketika singa dan lembu silih berganti maju ke bade
yang diarak, “ terangnya.
“
mudah-mudahan upacara yang dilakukan secara bersama diteruskan generasi
berikutnya . Rasa persatuan terus diemban bersama serta hubungan persaudaraan
semakin erat , “ pintanya.
Salah satu penonton I Wayan Tinggi Nariawan
mengatakan upacara ngaben masal di Desa Pakraman Kutapang sangat menarik bade
diarak di laut. Atraksi singa dan lembu sangat atraktif, perpaduan itu sangat
menarik disaksikan, “ katanya.
Desa
Pakraman Semaya
Upacara ngeben masal di Desa Pakraman Semaya (foto/SJD)
Upacara ngeben di Desa Pakraman Semaya hampir sama
dengan upacara ngaben di Desa pakraman Kutapang. Sama-sama mengarak bade di
laut setempat.
“ Sebanyak 24 sawa yang diantaranya 11 petulangan dan 13 runyem
( sudah dibakar sebelumnya). Kebanyak
dari sawa tersebut berasal dari warga semaya yang tinggal di Lombok. 4 kawitan dan 7 paibon ikut upacara ngebn
masal. Diantaranya Arya Kenceng, Arya
Damar, Pasek Gelgel, Tangkas Kori Agung serta Bendesa Manik Mas. Persiapan dilakukan 6 bulan sebelumnya. Warga yang mempunyai sawa dikenakan biaya
sebanyak 15 juta per sawa. Dari 14 lembu & singa hanya satu yang diarak
sebagai pengencek Bade , “ ujar Ketua panitia I Nyoman Candra.
Sementara Bendesa Pakraman Semaya mengatakan pada
upacara ngaben masal tahun ini semua karma berbondong-bondong ikut
berpartisipasi . Bade diarak di laut merupakan salah satu
warisan leluhur kami. Saat surut air
laut waktu yang tepat, yang disesuiakan dengan
pasang surut air pada putaran bulan, “ katanya.
Menata kembali rasa kebersamaan , dengan tulus
memberikan penghormatan terakhir bagi para pitra semoga mendapat tempat
yang terbaik. Semua unsur
yang ada dalam diri manusia akan kembali ke alam yang sesuai dengan ajaran Panca Maha Buta, “
tuturnya.
Oleh : Santana Ja Dewa
0 comments:
Post a Comment