Jogeg bumbung tampil di Nusa Penida Festival (foto-Putu Bonuz)
Joged Bumbung, begitu orang-orang
(masyarakat) menyebut salah satu tarian khas tradisional Bali yang berasal dari
Desa Batumadeg ini. Tari Joged Bumbung
lahir dari tetua desa pada jaman dulu sekitar 1984, yang pada saat itu untuk mengisi
kekosongan waktu setelah penantnya warga melaksanakan aktifitas di tegalan
mereka masing-masing, sering memainkan alat musik dari Bambu yang biasa disebut
dengan Rindik sambil berkumpul dengan beberapa tetangga dekat ngobrol ala
kadarnya. Dari itu muncul pemikiran dari
salah satu tetua desa untuk membentuk suatu hiburan rakyat, yang alat musiknya
berasal dari Bambu untuk mengiringi tarian Joged, sehingga muncullah Joged
Bumbung.
Joged
Bumbung tidak seperti jogged yang ada dewasa ini, yang terkenal dengan
tariannya yang erotis dan terkesan fulgar.
Jogged bumbung dikemas dengan santun dan masih berpegang pada etika dan
norma adat dan kesopanan seperti tari Bali pada umumnya. Tari Joged Bumbung biasanya akan pentas
ketika ada salah satu warga yang memadik
Joged kepada ketua Skha Joged itu sendiri, kebanyakan orang yang Memadik Joged Bumbungan dikarenakan
warga itu mesesangi (Berkaul) untuk
suatu tujuan tertentu, missal pada upacara Manusa
Yadnya.
Jadi
Joged Bumbung yang ada di Desa Batumadeg bukan hanya sekedar sebagai hiburan
semata, tetapi juga merupakan tari Sakral, karena dipentaskan untuk Naur Sesangi bagi yang kaul/sesanginya
terwujud.
Sekarang
seiring dengan perkembangan zaman Joged Bumbung masih tetap lestari di Desa
Batumadeg, yang terorganisasi dalam sebuah Skha yang bernama Sekha Lokita Semara yang jumlah
skhaanya berjumlah 15 orang dan empat orang penari.
Oleh: Omink Ari Triwiguna
Oleh: Omink Ari Triwiguna
0 comments:
Post a Comment