demplot rumput laut di Lembongan sangat bagus untuk dikembangkan lebih lanjut
NUSA PENIDA – Tiga tahun terkahir keberadaan rumput
laut di kecamatan Nusa Penida menurun. Disinyahir factor alam penyebab merosot produksi
rumput laut. Daerah pesisir rumput laut merupakan andalan penopang kehidupan
pesisir. Sejak itu, warga yang biasa bekerja sebagai petani rumput laut beralih
pekerjan lainya. Sisi lain, pariwisata kecamatan Nusa Penida berkembang pesat
sehingga warga yang dulunya sebagai petani rumput
laut beralih sebagai pekerja pariwisata atau penopang pariwisata dan buruh
bangunan.
Menurut survey yang dilakukan di
Nusa Penida, sebagian besar masyarakat masih menginginkan rumput laut berjaya
seperti dulu dan menginginkan berbudidaya lagi. Namun karena hasil produksinya
sering kena penyakit ice-ice dan harga tak menentu, hal itu menyebabkan masyarakat ragu
kembali melaut. Mereka takut merugi dan banyak dari mereka beralih profesi.
Menjawab keraguan masyarakat,
pemerintah daerah kabupaten Klungkung melalui dinas Perikanan dan Kelautan
membuat demplot atau percontohan untuk menguji hasil produksi rumput
laut.Menurut I Wayan Suarbawa sebagai pelaksana lapangan, Dinas Kelautan dan
Perikanan melakukan demplot pada bulan April 2018. Itu dilakukan di Semaya,
Batununggul dan Lembongan.
“ Hasilnya cukup bagus.Namun
hasil demplot ini perlu diperpanjang waktunya agar validitasnya lebih akurat
berdasarkan siklus tahunan rumput laut, “ ujar Suarbawa, Senin (17/12).
Selain demplot, melalui Yayasan
Kalimajari Wayan Suarbawa juga ikut andil melatih petani untuk mengolah hasil
rumput laut menjadi berbagai produk. Mulai menjadi krupuk, Sabun, Sirup,Selai,
Handbody dan makanan ringan lainnya.
"Harapannya bila serius itu
bisa menjadi home industri dimana produknya mensuport pariwisata。 Selain itu aktivitas rumput laut
bisa dijadikan tour wisata ke Nusa Penida. Pokoknya rumput laut dan pariwisata
bisa saling menguatkan bersinergi, bukan saling meniadakan“, pesan Suarbawa.(*)
0 comments:
Post a Comment