kemegahan Sanur Village Festival
DENPASAR- Jangan
lewatkan bulan Agustus nanti, merasakan pengalaman mengesankan menikmati
panorama pantai bersama mentari yang lagi sedang manjanya, mendengarkan alunan
musik, menyantap makanan dan menyesap minuman atau sekadar bersantai memanjakan
diri bersama masyarakat di desa ujung timur Kota Denpasar ini.
Cuaca cerah, sedikit
sejuk dengan angin muson dari timur yang biasa menerbangkan layang-layang
masyarakat Bali, adalah penanda alam ketika menikmati pesta hajatan tahunan
masyarakat Desa Sanur atau yang dikenal dengan Sanur Village Festival. Desa
yang menjadi pioneer pariwisata Bali ini telah berubah secara perlahan-lahan
menjadi desa internasional.
Terlebih setelah
kehadiran kaum ekspatriat yang terlebih awal tinggal, desa ini menjadi sohor
karena warga dunia ingin tahu keindahan alam, tradisi, budaya serta kehidupan
sosial masyarakatnya. Dari semula Sanur adalah desa nelayan, kini menjadi desa
pariwisata yang mendunia. Siapa yang tidak mengenal Sanur, atau belum ke Bali
kalau tidak berkunjung ke Sanur.
Sanur Village
Festival yang dihelat pertama kali tahun 2006, semakin membuktikan dirinya
menjadi festival kebanggan masyarakat Bali, bahkan telah masuk dalam sepuluh
besar agenda pariwisata Indonesia. Pada Bulan Agustus tepatnya tanggal 22
sampai 26, event ini akan dilaksanakan di Pantai Matahari Terbit Sanur. Seluruh
rangkaian event yang dihelat selama lima hari penuh ini akan dibingkai dengan
tema besar “Mandala Giri”.
Ketua Umum Sanur
Village Festival Ida Bagus Gede Sidharta Putra, Kamis (5/7) mengatakan konsep
Mandala Giri sebagai kerangka acuan adalah sebuah semangat pemikiran untuk
memusatkan perhatian kembali kepada Gunung Agung. Ketika aktivitas vulkanik
Gunung Agung meningkat pada November 2017 dan berulang erupsi belum lama ini
adalah kenyataan yang memberikan refleksi dalam hal kemanusiaan, persaudaraan,
dan pendekatan terhadap alam.
Semangat inilah yang
perlu diwadahi kembali menjadi kekuatan yang senantiasa menyadarkan kita untuk
berempati, ‘menyama braya’ maupun hormat dan berbuat yang terbaik bagi alam.
“Sebagai masyarakat
Bali yang menjujung filosofi kehidupan Tri Hita Karana, kami dingatkan secara
terus-menerus untuk menjaga Bali baik secara keduniaan maupun taksunya,” kata
Ida Bagus Gede Sidharta Putra atau yang dikenal Gusde.
Lebih dari itu
menurut Gusde, semangat kebersamaan dan rasa memiliki telah mengantar SVF
menjadi kegiatan komunal yang memberikan kemanfaatan nyata bagi warga dan
sejumlah komunitas desa pesisir ini dan sekitarnya. Spirit kreativitas,
motivasi, dan inovasi ala Sanur yang diadahi dan disalurkan melalui SVF ini
bakal terus dikembangkan untuk mewujudkan tatanan sosial dan budaya yang
berkesejahteraan dan berkedamaian.
Perjalanan 12 tahun
SVF telah mewujudkan ciri khas warga desa yang dengan penuh rasa kekeluargaan,
gotong royong (ngayah),metetulung, menjaga lingkungan dan mewujudkan kenyamanan
dalam suatu komunitas yang membanggakan.
Pelaksanaan festival
kali ini tetap berpegang pada potensi alam dan budaya yang ada, seperti tujuan
utama festival sebagai respons atas peristiwa bom pada 2005 silam. Ketika itu
Yayasan Pembangunan Sanur menggagas kegiatan untuk menghidupkan kembali serta
mengangkat citra pariwisata Bali, dan Sanur khususnya, untuk bangkit dari
keterpurukan. SVF dirancang bukan sekadar promosi pariwisata yang berdampak
terhadap terdorongnya perekonomian setempat, tetapi juga menjadi ajang
pengayaan keberagaman seni dan budaya, memperluasn ruang kreatif, sekaligus
perayaan kehidupan masyarakat Sanur dengan segala keramahtamahan dan
keterbukaannya. Dedikasi yang berawal dari tanggap darurat pascabom itu kini
kian memposisikan Sanur yang memiliki daya saing di industri pariwisata.
Para pengunjung SVF
bisa memilih program untuk turut berpartisipasi maupun menikmati
program-program yang digelar setelah terbit fajar sampai malam hari. Adapun
program itu diantaranya adalah parade budaya, malam seni dan budaya, musik dan
aneka hiburan, bazar aneka kuliner, turnamen golf (Sanur Open Golf Turnament),
festival bawah air, kompetisi jukung, turnamen memancing di laut lepas,
festival layang-layang internasional, kompetisi fotografi, aneka olah raga air,
Jelajah Sanur dengan sepeda, olah raga dan permainan gembira, kegiatan seni
rupa, yoga bersama, peragaan busana, festival memahat es, diskusi budaya,
pameran kartun, temu bisnis dan Sanur Creative Expo, Sanur Run dan Triathlon.
Setiap pengunjung
memiliki kegemaran yang kadang tidak sama, maka SVF memberikan suguhan yang
berbeda dimana pengunjung dapat memilih program yang sesuai dengan pilihannya.
Salah satu yang paling menarik dikunjungi adalah stand food bazar yang
menyajikan makanan rasa bintang lima dengan harga kaki lima. Setiap pengunjung
yang memendam rindu selama setahun tentu akan menantikan stand-stand kuliner
yang menjadi idolanya. Ini bukan masalah sensasi rasa tapi suasana, seperti
diungkapkan oleh kebanyakan pengunjung.
Bersinergi dengan
food bazar, pagelaran seni budaya dan musik dari musisi dan penyanyi papan atas
Indonesia akan menambahi kenikmatan yang tidak lagi melangkahkan kaki kemana.
Belum lagi, tatanan panggung yang terus berubah semakin menemukan pesonanya
lewat kemunculan garapan kreatif seniman-seniman Sanur. Yang pasti, SVF punya
banyak kejutan menyenangkan untuk para pengunjung yang Mengunjungi nya. (*yb)
0 comments:
Post a Comment