Surya Darma Merespon Pohon Dalam Berkarya



penggiat seni hadir pameran tunggal Surya Darma 

DENPASAR- Berkarya adalah sebuah kewajiban bagi seorang perupa tapi masalah tempat yang mau diexplore dalam benak penikmat seni tertuju pada gallery. Beda cerita dengan perupa asal Tabanan, I Gede Made Surya Darma pameran tunggal dimedium studio arsitek. Naluri berkarya sempat hilang dan tumbuh kembali tatkala kerinduan dan risau pada berkesenian, Surya melihat sisi filosofi pohon yang akan berlangsung pada 28 Juli hingga 28 Agustus di Natah Kantoor, Sanur. 

Ia mengatakan momentum naluri berkarya kembali pulih yang sempat ditinggalkan karena aktifitas diluar berkesenian. Masalah tempat yang mungkin berbeda, hal ini sebagai pembaruan, mengesankan lebih mandiri dan jauh terkotak dan masuk berbagai komunitas karena tempat ini merupakan kreatif ruang yang datang orang-orang kreatif. 

Pohon ia dipilih karena ada sebuah proses kehidupan lahir tumbuh hingga melahirkan bibit-bibit baru. Dalam kehidupan berselaksa dengan irama cuaca dinamika menghadapi ketidakterpolaan yang teratur. Selaras, harmoni dan mencebur warna-warni ruang dan waktu berdamai dengan semesta. 

Pohon dengan santai bersiul berkolaborasi apik walaupun tidak seirama dengan realita. Spirit hidup lurus memberikan makna berdamai dengan keadaan. Kokoh berdiri ditengah terpaan cuaca menguatkan diri dan ikhlas menjalani semua. Riak-riak seperti nada-nada indah hidup. Berselaksa dalam suasana dan nada tetap bernyanyi bersama pemilik hidup. Keluhan tak tersaji pada akhirnya mengolah rasa dalam perjalanan. Ruang estetika pohon dan seni terselip makna dan filosofi menarik ketika ditarik dalam medium berkesenian. Terlebih lagi, ruang expresi yang tak biasa terhadap kegelisahan medium studio arsitek mencoba bertransformasi menjadi ruang galeri. Medium arsitek dan berkesenian ada senada dan punya kesamaan misi dalam mengimplementasikan satu kesatuan menisfestasi ekpresi.

Menurut Penulis Pameran Santana Ja Dewa mengatakan studio arsitek dan berbeda jauh dari seni rupa cuma ada perkotakan disini. Pemeran inilah sebuah jawaban dan menyatukan unsur kreatif space menyatu. " Mendobrak hegemoni menembus sekatan dan menyatukan dua dimensi ruang yang beda berkolaborasi mewujudkan harmoni tatanan seni. Tatkala ditarik benang merahnya tentu punya kesamaan medium berekpresi, hanya ada satu hal yang membatasi sehingga mediumnya berbeda," ujarnya. 

Santana juga mengajak penulis lainya dalam pemeran yang bertajuk Pohon Selaksa Hidup, I Ketut Sandika yang juga seorang Dosen IHDN. 

Penulis lainnya, I Ketut Sandika melihat dari sudut pandang filsafat Bali. Sejatinya hidup adalah selaras dan harmoni dengan alam, selayaknya warna-warni yang terpola sedemikian indah pada bidang kanvas kehidupan yang indah. Alam sebagaimana adanya muncul dari asas Prakerti, yang banyak disebutkan dalam naskah Tatwa di Bali. Dari Prakerti alam dengan segala isinya terlahir, dan yang pertama mengada adalah bumi dengan segala jenis tumbuh-tumbuhan dan pepohonan di dalamnya. Mereka diberikan Eka Pramana yang hanya bisa bertumbuh untuk memberikan kehidupan kepada semua makhluk.

Kemampuan untuk bertumbuh dan memberikan kehidupan tanpa harus mengharapkan pamrih atau balasan dari apa yang mereka lakukan. Makanya tidak salah jika tumbuh-tumbuhan dan pepohonan adalah “guru tertua” dari peradaban manusia.Sebagaimananya alam adalah guru tertua dari peradaban manusia, dan ia adalah rajutan dari prakerti yang hadir sebagai penopang kehidupan manusia beserta dengan entitas kehidupan lainnya. Maka, kehadirannya adalah sebagai realitas yang ada dan memberikan daya kehidupan bagi manusia. Olehnya, manusia sewajarnya begitu menghormati dan memuliakan alam sebagaimana ia memuliakan Tuhan sebagai Sangkan Paran yang mengadakan semuanya ini.

Sementara owner Natah Kantoor, Ida Bagus Made Gede Wicaksana, studio merupakan ruang temu bagi insan kreatif meluapkan kegundahan berkumpul sambil nongkrong bertegur sapa hinhga bertukar pikiran. Sementara studio, saya jadi medium pameran lukisan menjadi hal menarik sebetulnya awalnya ada lukisan dalam kantor. Ide langsung ditangkap perupa sehingga jadilah ruang pemeran. Nuansa kantor tetap kami hadirkan agar ruang kerja tetap jalan.*


Share on Google Plus

wak laba

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment

http://waklaba.blogspot.com/. Powered by Blogger.