DARI BARAT KE TIMUR HANYA UNTUK MENGAJAR


alm. I Nyoman Purwa 
Guru adalah profesi yang mulia dari yang gelap menjadikan terang lentera hidup seorang murid. Tugas yang berat tatkala dinamika menghadapi murid yang mejemuk. Nakal, pandai dan bodoh bagain dari keberagaman karakter siswa. Tugas inilah yang berat. Walaupun begitu, kesetiaan jadi seorang guru disana naluri hati berjalan. Begitu yang dilakuni seorang guru senior, ia adalah I Nyoman Purwa. Berasal dari Desa Lembongan, lumayan jauh ketimur tepatnya di SMP Negeri I Nusa Penida.

Sekolah pertama negeri di Kecamatan Nusa Penida, ia mengajar murid berbagai daerah di Nusa Penida. Disamping itu, lokasi sekolah dekat pantai mengaasyikan bagi murid bercengkrama dengan pantai. Saat istirahat banyak murid bercumbu di pantai. Suara deburan ombak sangat terasa di ruang kelas lebih lagi ruang kelas sebelah utara.

Dari Lembongan ke lokasi sekolah lumayan jauh dan dipisahkan laut, ia memutuskan tinggal disamping sekolah. Membumi dengan lingkungan sekitar. Guru yang bersahaja ini sangat dekat dengan murid, hal yang sama dengan murid sangat senang ketika mendapat pelajaran. Proses belajar dan mengajar larut dalam suasana. Penyampaian materi sering menyelitkan humor agar suasana tegang pecah. Bahasa Indonesia mata pelajaran yang dibawakannya.
Sejak 2002 ia tidak lagi mengajar Bahasa Indonesia tetapi menjadi Kepala Sekolah dan karir terkahirnya sebelum menghembuskan nafas jadi Kepala Sekolah SMK Negeri I Nusa Penida. Bagi murid yang pernah diajar olehnya sangat melekat diingatan.

Menurut anak keduanya, I Made Dwi Permana Putra sosok ayahnya sangat dekat dengan keluarga begitu dengan muridnya. Tidak membedakan sama sekali poin utama adalah bagaimana murid bisa menerima materi yang diajarkan. Dwi sangat teringat semasa hidup bapaknya.

Selain mengajar Bahasa Indonesia kemampuan ayanhnya dibidang seni gamelan dan tari tak diragukan. Berkesenian bagian penyeimbangkan hidup. Pelepas lelah menjalani profesi saat menggamel meredakan meredakan pergolakan yang terjadi. Keliling Nusa Penida melakoni berkesenian dari banjar ke banjar, tak puas dengan hanya hal itu ia juga mengajarkan tari dan tabuh di berbagai daerah Nusa Penida.
Hal Senada disampaikan istrinya, Ni Wayan Sudiarti, sosok suami saya tak bisa diam dirumah naluri " guru " tak hanya di sekolah dilingkungan sekitar tinggal dan keliling Nusa Penida mengajar berkesenian. " disana ia merasakan kesenangan, melatih kepekaan rasa yang memberi keseimbangan batin dirinya, " tutur Sudiarti yang juga sebagai guru.

Kembali pada sosoknya, I Nyoman Purwa memilliki anak empat dan semuanya adalah laki-laki yang paling sulung I Gede Eka Lesmana berprofesi sebagai pesiar, kedua I Made Dwi Permana Putra staf perjinan di Klungkung, ketiga I Nyoman Mahardika di Kementrian Perhubungan dan paling bungsu I Ketut YogiPratnyana Putra berkerja di RS Pratama Nusa Penida.(*)


Share on Google Plus

wak laba

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment

http://waklaba.blogspot.com/. Powered by Blogger.