Perwiwahan Natah dengan Kantoor, Merajut Rasa Ditengah Himpitan Tatanan Kota



sensasi ngopi di Natah Kantoor 

Kongko-kongko bahasa milenial yang lebih mudahnya disebut tempat nongkrong. Gemerlap perkotaan kejenuhan berkatifitas biasanya mencari tempat sebagai pelampiasan kejenuhan. Duduk santai menikmati aroma kopi sambil bercengkrama ringan bersama teman atau klien sekali agar tidak terkesan formal. Berdialog atau diskusi suasana yang beda akan berimbas meringankan nuansa formal walaupun tutur kata mengarah kesana. Kebutuhan akan tempat, walaupun ruang mengalirkan kegawatan yang dilakukan tatkala beraktifitas. Ruang seperti ini menyulut semangat baru ditengah himpitan tatanan perkotaan. Sehingga rasa kopi walaupun pahit memandu jalannya perbincangan sampai waktu menyudahi. Merajut rasa bersama aroma kopi menelisik fenomena yang terjadi masuk dalam medium diskusi, aroma mencair seperti es krim.

Kongko-kongko sebuah kewajiban disaat merasa titik buntu keruwetan tersaji dalam keseharian. Pelampiasan rasa dengan bertukar pikiran saling mengisi satu sama lainya. Beban dalam pikiran ada sebuah oksigen dalam otak. Penyegaran renovasi otak telah dilakukan segala beban atau problema sudah dituangkan dengan selugas mungkin baik bersama sahabat, kolega bahkan memecahkan masalah klien. Sebetulnya model seperti ini sudah dilakukan sejak dulu, dimana pendahulu sering meluangkan waktunya nongkrong disebuah tempat. Natah begitu sebutan mereka pada masa itu, sekarang mungkin sedikit bahkan jarang mendengar kata tersebut. Natah merupakan kata bahasa Bali yang pada intinya adalah ruang yang wajib ada di dalam rumah, balai tersebut diibaratkan space kosong yang bisa diartikan sebagai media kreatif yang siapa diisi dengan segala imajinasi.
insan kreatif menikmati aroma kopi sambil berbincang 
Kewajiban ada sebuah natah dalam setiap rumah yang berfungsi melakukan aktifitas sehari-hari maupun dalam kegiatan kebudayaan, ruang seperti ini lebih berfungsi ganda menyelesaikan masalah yang terjadi. Industri kreatif butuh yang namanya ruang kosong yang mampu menyulut semangat berkreasi, lokal genius Bali "Natah" bila diselipkan medium tempat nongkrong akan lebih bermakna dan mendepankan budaya lokal. Ida Bagus Gde Made Wicaksana seorang penyanyi sekaligus arsitek menilai space membutuhkan ruang imajinasi yang menawan tidak sekedar duduk-duduk. Berbicara ruang kreatif, pembuka dari semuanya adalah kopi, perkawinan silang diantara kopi dengan kantor dan tempat duduk berdialog medianya bertemu para insan kreatif.

Natah dan kantoor, dua sisi yang berbeda dengan fungsi yang sama. Menyelipkan kedua dalam artian mengkalaborasi kedua akan lebih cair mengkorelasi dua kata, dua bahasa yang berbeda. Kantoor sebetulnya berasal dari bahasa Belanda. Menurut wikipedia kantoor (dari bahasa Belanda kantoor, sendirinya dari bahasa Perancis comptoir) adalah sebutan untuk tempat yang digunakan untuk perniagaan atau perusahaan yang dijalankan secara rutin. Kantor bisa hanya berupa suatu kamar atau ruangan kecil maupun bangunan bertingkat tinggi. Kantor sering dibagi kepada dua jenis, kantor yang terbesar dan terpenting biasanya dijadikan kantor pusat, sedangkan kantor-kantor lainnya dinamakan kantor cabang.

Kembali menelisik Natah Dan Kantoor, kombinasi antara lokal dan Eropa sebagai ruang berexpresi bagi insan kreatif. Daya loncat industri seperti ini terutama ditekuni kaum milenium, informasi mencari memunculkan banyak ide dan semua harus ada hasil yang bisa diwujudkan dari setiap event kreatif yang diadakan disini. Event yang tersaji berkaitan dengan kreatifitas yang produktif dimana semua berfungsi sebagai edukasi. Merangkul komunitas arsitek, musisi indie, praktisi pangan terbarukan, fotografer hingga skets club berbagi cerita dan pengalaman.

Kopi erat kaitannya dengan kreativitas. Penelitian melaporkan bahwa kopi meningkatkan secara signifikan produktivitas dan fokus terhadap pekerjaan. Artinya kopi meningkatkan kreativitas. Kreatifitas untuk membangun, baik membangun ide maupun membangun tindakan. Arsitektur adalah tentang membangun, dimulai dari membangun ide, membangun konsep, sketsa, desain, hingga membangun fisik. Kopi adalah kreativitas, kreativitas untuk membangun. Arsitektur adalah tentang mencipta dan membangun.*


Share on Google Plus

wak laba

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment

http://waklaba.blogspot.com/. Powered by Blogger.