upacara melasti rangkian ritual Ngadegang di Sampalan (foto/sjd)
BATUNUNGGUL, Ritus setiap tahun sekali yang jatuh pada
empat hari sebelum tilem kepitu pada Bulan Januari yang diselenggarakan oleh
Banjar Sampalan,Desa Adat Dalem Setra Batununggul. Upacara melasti awal dari
upacara ngadegang di pantai setempat, pelawatan barong bangkal yang telah
disucikan dan sakral dan pelawatan yang lainnya diusung diikuti karma banjar.
Upacara ngadegang sebagai makna mengingatkan umat atau
karma agar tetap menjaga keharmonisasi, kesimbangan antara bhuana alit dengan
bhuwana agung. Dualitas saling berhubungan dimana antara manusia dengan
Pecipta, alam serta manusia itu sendiri dan juga meningkatkan spiritual umat.
Hal ini disampaikan, Kelian Banjar Sampalan I Dewa Made Suarjana, Rabu (15/1).
Ia juga mengatakan Ida Bhatara pelawatan kepundut dari Pura Gunung Hyang
kesuciang ke segara.
" Perlengkapan upakara dan persiapan lainnya
secara gotong royong dilakukan baik krama maupun sekahe. Rasa kebersamaan terus
berdeyut walapun gempuran globalisai terus menyerang," ujarnya Dewa
Suarjana.
Usai pelastian di segara, pelawatan barong bangkal dan
pelawatan lainya menuju perempatan desa dengan sigab pecalang mengatur arus
lalu lintas selama 45 menit terhenti. Pemangku haturkan segehan agung dengan
anak ayam hitam disembleh dijadikan korban.
Upacara ngadegang, menurut Dewa Suarjana upacara ini
sebagai wujud terima kasih atas karunia yang sudah berikan oleh Penguasa Alam.
Ngadegang sendiri berasal dari kata ngadeg artinya berdiri. Ida Bhatara
pelawatan barong bangkal melasti disucikan di segara setempat. Setelah itu, Ida
Bhatara nyejer selama 11 hari.
" Awal tahun musim penghujan upacara ini digelar,
hal dimaksudkan agar jagat landuh , teduh dan kerahayuan serta terciptanya
kedamian setiap insan, " terangnya. Tradisi ini mendapat tempat bagi
wisatawan yang sedang berlibur di Nusa Penida. Terlihat wisatawan dengan
asyiknya mengabdikan moment tersebut.
Aci pelaksanaan upacara selesai, karma terutama
Ibu-ibu PKK sibuk mempersiapkan makanan. Tradisi nyadegang bagian dari upacara
ngadegang dimana setelah usai pelaksanan upacara karma diajakan makan bersama
yang lebih dikenal dengan Nyadegang.
Tradisi nyadegang tidak seterkenal mebigung, Dewa
Suarjana menambahkan sejatinya hampir sama dengan megibung, namun ada sedikit
perbedaan, kalau di Karangasem umumnya pesertanya berjumlah 8 orang, tempat
makanan menggunakan dulang, dan lauk pauk disajikan tahap demi tahap. Nyadegang
berarti duduk secara bersama-sama menikmati hidangan yang disajikan sebagai
ungkapan terima kasih atas karunia Tuhan yang sudah berikan. Tradisi ini juga
bisa digelar saat acara adat Pelebon, Pawiwahan, Ngotonin dan upacara lainya.
“Dan untuk menggiring pemuda agar bangga dengan
tradisinya, maka kita melibatkan mereka langsung dalam tradisi tersebut,
memberi dia tanggung jawab mengerjakan step by step acara tersebut,” sambung
nya.
Menurutnya, selain untuk tetap melestarikan tradisi yang ada, kegiatan ini juga dapat memupuk rasa kebersamaan di antara anggota krama dan pemuda karena kegiatan yang bersifat tradisi biasanya membutuhkan orang banyak untuk mengerjakannya. *
AJOQQ agen jud! poker online terpecaya dan teraman di indonesia :)
ReplyDeletegampang menangnya dan banyak bonusnya :)
ayo segera bergabung bersama kami hanya di AJOQQ :)