KELIMA PERUPA BERUBAH JADI NAGA !!!!

 



Perbincangan awal dari pameran yang digelar oleh kelima perupa pesertanya yakni ; Putu “Bonuz” Sudiana, I Ketut “Lekung” Sugantika, Ida Bagus Putu Purwa, I Made Gunawan, dan I Ketut Teja Astawa. Sebuah pameran yang berangkat dari satu gagasan yang spesifik yakni melakukan interpretasi pada sosok Naga berdasarkan atas pembacaan personal kelima peserta.

(ME)REKA NAGA sebagai judul pameran ini yakni interpretasi dan pembacaan personal perupa tentang sosok naga dalam karya masing masing. Naga adalah mahkluk mitologis yang dikenal dalam berbagai kebudayaan di dunia. Penggambaran atas sosok inipun beranekaragam. Menurut I Made Susanta Dwitanya penulis pameran, penggambaran sosok naga menginterprestasi beragam missal kebudayaan Eropa, sosok naga atau dragon digambarkan sebagai mahkluk menyerupai reptil raksasa dan memiliki sayap. Cina dalam kebudayaannya menggambarkan naga tersebut sebagai mahkluk suci dengan karakter hibrid berupa  penggabungan dari beberapa karakter hewan, seperti bertanduk rusa, bertubuh ular, bersisik ikan, berwajah buaya, bermata udang , berambut singa.

Sedangkan dalam kebudayaan Bali Naga juga dipandang sebagai mahkluk mitologis yang digambarkan sebagai  ular raksasa  dengan ikonografi yang spesifik seperti memakai mahkota dan atribut atribut pepayasannya. Penggambaran sosok naga lengkap dengan segala atribut ikonografisnya ini  hadir dalam berbagai varian budaya visual di Bali yang didasari oleh nilai religi.

Gegambaran naga dalam rerajahan, kober , umbul umbul, arca naga di dalam berbagai bentuk arsitektur pelinggih dan lain sebagainya menunjukkan bahwa penggambaran sosok Naga sangat mengakar dalam budaya visual di  Bali. Naga juga hadir dalam berbagai teks yang juga terkait dengan aspek religi dan sastra di Bali.

Dalam konteks pameran ini, Susanta berujar Karya visual khususnya seni lukis dengan segala karakteristiknya tentu saja menjadi wahana bagi perupa untuk menghadirkan hasil dari persepsi mereka pada suatu hal (dalam konteks pameran ini adalah Naga) yang menjadi gagasan mereka yang mewujud pada sebidang media dua dimensional.

 

Ida Bagus Putu Purwa menghadirkan hasil interpretasi visualnya terhadap sosok naga melalui pilihan cara ungkap visual, objek objek yang hadir, hingga pada pilihan format kanvasnya. Pilihan menghadirkan kanvas dalam format  lingkaran tentu saja tidak semata ingin menghadirkan sesuatu yang berbeda atas konvensi kanvas persegi. Pilihan ini sedari awal Ia sadari sebagai cara ungkap melalui analogi lingkaran sebagai  Naga sebagai embrio, telur atau cikal bakal yang “melahirkan” aneka pernyataan dalam karya karyanya.  I Ketut “Lekung” Sugantika memiliki interpretasi dalam menggambarkan Naga sebagai sosok penjaga yang hangat, ramah, bersahabat ,dan jauh dari kesan menyeramkan. Ia akhirnya memilih gaya visual yang kartunal. Sebagai cara untuk menghadirkan persepsi personalnya  tentang Naga sebagai imajinasi kesempurnaan , energi yang bersahabat dan mengayomi yang ada pada tiap tiap diri manusia.

Figur – figur yang digambarkan I Ketut Teja Astawa dekat dengan cara penggambaran karakter wayang dalam seni lukisan Bali khususnya wayang Kamasan. Teja mengakui proses tersebut didapat dari memori visualnya yang tanpa sengaja sering melihat lukisan wayang Karya – karya memperlihatkan struktur naratif.

Spontanitas ini sepertinya terakomodir Putu “ Bonuz “ Sudiana dalam karakteristik visual abstrak yang ditekuninya. Dalam pameran ini Bonuz menjadikan sosok Naga sebagai titik berangkat , sebagai seorang pelukis abstrak. Proses kreatifnya selama ini Ia hadirkan dalam menghadirkan Naga dalam pendekatan abstraksi.  Sementara Made Gunawan, menggambarkan sosok Naga yang berangkat dari penggambaran ikonografis Naga dalam tradisi seni lukis Bali. Karya Gunawan  dalam pameran ini berangkat dari pembacaanya atas bagian dari kisah Mahabarata yang menceritakan tentang  kisah Naga  Tatsaka dan pasukannya yang berusaha menghalangi para Pandawa dalam membangun kerjaan Indraprasta di hutan Kandawa yang dihuni oleh Naga Tatsaka dan para pasukannya.

 

Kembali Susanta menegaskan keberagaman interpretasi serta gagasan dalam memandang sosok Naga  yang terlihat pada keberagaman cara ungkap visual dari kelima perupa. Naga sebagai mahkluk mitologis yang digambarkan secara beranekaragam dalam banyak kebudayaan Dunia. Mengandung spirit sebagai energi atau kekuatan yang bertugas menjaga harmonisasi kehidupan di alam ini sebagai nilai yang terus diwariskan dalam setiap laju peradaban dan sistem religi  yang totemistik yang percaya dan menghargai adanya   spirit ilahiah yang bersemayam pada mahkluk lain diluar diri manusia .

Share on Google Plus

wak laba

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

1 comments:

  1. 8x , 9x , 10x BONUS WIN BERUNTUN

    Syarat dan ketentuan :
    ♣ Promoo ini hanya bagi member bolavita yang mendapatkan kemenangan 8x-10x berturut-turut tanpa kalah
    ♣ Minimal bet untuk setiap pertandingan adalah Rp 20.000 untuk hadiah bonus 8x win
    ♣ Minimal bet untuk setiap pertandingan adalah Rp 50.000 untuk hadiah bonus 9x & 10x win
    ♣ Bebas pada arena maupun
    ♣ Tidak boleh ada draw ataupun kalah
    ♣ Claim bonus harus dilakukan pada hari yang sama

    Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami via livechat ataupun :
    ✔ WA / TELEGRAM : +6281297392623

    ReplyDelete

http://waklaba.blogspot.com/. Powered by Blogger.