Kayu Curiga tema karya ST.Dira Dharma
BADUNG - Ogoh-ogoh
berbahan ramah lingkungan yang dibuat ST. Dira Dharma Banjar Lebah Sari, Desa
Gulingan, Kecamatan Mengwi, Badung
dibawa komando seniman I Gede Ngurah Panji. Totalitas dalam karya ogoh-ogoh
hampir semua berbahan dasar ramah lingkungan mulai dari kerangka
mengaplikasikan bambu dan serat bambu membentuk anatomi otot.
Ngurah Panji dalam
keseharian adalah seorang pelukis, dalam hal karya membuat ogoh-ogoh kali ini
pada Hari Raya Nyepi Tahun saka 1942, ia memainkan teknik anyaman bambu yang ditempel
dibentuk seperti otot manusia. Pewarna pada otot, kata Ngurah Panji menempelkan kulit kayu hal
ini dilakukan agar menyerupai otot manusia. Sementara kulit kayu yang digunakan
adalah kayu wani pada ornamen pakai tapis atau pelepah kelapa dan motif ukiran
menggunakan jagung dan kacang ijo. Penempelan kulit kayu agar terlihat seperti
pohon rapuh harus dibakar untuk menghiasi ornamen pada keris, pada rambut dan
pada ranting pohon.
Tema yang diusung
adalah Kayu Curiga yang dimana termuat dalam lontar atma prasangsa dan
geguritan I Japa Tuan. Ngurah Panji menuturkan Kayu Curiga merupakan pohon yang
berdaun keris,kayu pohon,curiga keris,curiga disini diartikan keris yg memiliki
2 sisi yang tajam dan 1 ujung yang runcing. Maka secara filosofi juga diartikan
dualitas sifat yakni baik dan buruk dengan satu titik ujung yakni sebuah
keputusan untuk melakoni salah satunya.
Ngurah Panji
terinspirasi dalam geguritan tersebut termuat perjalanan I Japa Tuan mencari
istrinya yang sudah meninggal ke sorg. Karena mendapat anugrah Aji Angkus Prana
oleh Hyang Nini Bagawati, I Japa Tuan dengan badan kasarnya mampu pergi ke
sorga dengan melewati neraka terlebih dahulu. Di dalam neraka ia menyaksikan
berbagai jenis hukuman yang terhadap roh yg sudah meninggal. Salah satunya
diantata batas neraka dan sorga terdapat sebuah pohon yang berdaun keris dan
dibawahnya terdapat roh yang terhujam keris.
Dan, disanalah terjadi dialog antara I Jaapa
dengan Ki Kayu Curiga,dalam dialog tersebuta ada sebuah pertanyaan tentang
dimanakah kayu curiga berada dalam tubuh manusia, ternyata pohon curiga itu ada dalam
hati,yakni sikap ragu dan curiga sehingga terjadi penghakiman tanpa bukti
(hoax) yang dewasa ini kerap terjadi.
" Artinnya dalam
karya ini tiap individu bisa mengkoreksi diri dan tidak selalu mempercayai
kabar berita yang belum tentu kebenaranya. Menimbang dengan pikiran dan hati
pada setiap permasalahan yang terjadi, " tuturnya.(*)
ReplyDeleteada 8 permainan poker menarik di AJOQQ :D
ayo segera bergabung dan dapatkan bonusnya :D
WA : +855969190856