pura segara yang berbentuk perahu dan pura ini bagian dari Pura Batumedawu (foto/sjd)
Pura Batu Medahu ini hari pujawali. Tepatnya pada Buda
Pahang 28 Agustus 2019 dan nyejer selama 3 hari. Pura Batu Medawu terletak di
antara Dusun Semaya dan Dusun Suana, Desa Suana Kecamatan Nusa Penida,
Kabupaten Klungkung, Bali.
Pura Batu Medawu termasuk Pura Sad Kahyangan. Karenanya umat Hindu yang datang untuk bersembahyang tidak saja dari Nusa Penida, termasuk juga dari dari daratan Bali serta seluruh Indonesia.
Dari Pelabuhan Kapal Roro Kutampi, menuju Pura Batu
Medahu sekitar 13 Kilometer kearah timur. Persis di tepi pantai, ada 3 tempat
persembahyangan Pura Segara, Pura Taman dan Pura Penataran Batu Medawu.
Pura Batu Medawu di empon oleh setengah jumlah Desa Pekraman di Nusa Penida. Khususnya Desa Adat yang berada di bagian timur. Sedangkan setengah Desa Adat di Nusa Penida mengempon Pura Penataran Ped.
Pura Batu Medawu di empon oleh setengah jumlah Desa Pekraman di Nusa Penida. Khususnya Desa Adat yang berada di bagian timur. Sedangkan setengah Desa Adat di Nusa Penida mengempon Pura Penataran Ped.
Menurut keyakinan Pura Batu Medawu adalah Pura yang
tempat memohon kebijaksanaan sedangkan Pura Penataran Ped tempat memohon
kekuatan. Ketika kebijaksanaan dan kekuatan menyatu dalam diri dipastikan kedamaian
akan tercipta.
Uniknya, Pura Batu Medawu
tepatnya di tepi pantai di Pura Segara ada bangunan yang menyerupai ekor
perahu. Bangunan yang berbentuk perahu ini ada cerita mitologi terbentuknya
Pura Batu Medawu. Begini ceritanya,
Pada jaman dahulu di Nusa Penida ada seorang tokoh
yang dihormati. Ia adalah Dukuh Jumpungan, selain sebagai pemimpin di Nusa
Penida pada masa itu, Dukuh Jumpungan juga dikenal sebagai tokoh spiritual dan
memiliki kekuatan supranatural. Dukuh Jumpungan juga dikenal arsitek yang
handal.
Dukuh Jumpungan memiliki cucu bernama I Renggan.
Seperti kakeknya Dukuh Jumpungan juga Sakti Mandraguna dan diwariskan sebagai
keahlian arsitek, yang ahli membuat Perahu. Perahu I Renggan bukan perahu
biasa, perahu I Renggan ajaib. Selain tangguh mengarungi samudera, Perahu I
Renggan juga bisa mengarungi daratan dan menjadikan daratan tadi menjadi
lautan.
Atas kemampuannya itu I Renggan ingin menjajal
kesaktian perahunya menaklukan Pulau Bali. Ia kemudian mempersiapkan diri
mengarungi laut Nusa Penida menuju Gunung Agung, menabrakan perahunya agar
daratan Gunung Agung menjadi lautan.
Berlayarlah I Renggan dengan perahu saktinya. Melaju
bersama hembusan angin menuju Gunung Toh Langkir ( Gunung Agung ). Maksud I
Renggan itu diketahui oleh Bhatara Toh Langkir yang berstana di Gunung Agung.
Kemudian Bhatara Toh Langkir mengirim ilmu sirep agar I Renggan terlelap.
Benar saja I Renggan tertidur pulas, perahunya tidak
terkendali. Akhirnya perahu I Renggan menabrak daratan yang berada di sebelah
timur Padang Bay. Daratan yang ditabrak oleh Perahu I Renggan menjadi lautan
dan pulau-pulau kecil. Pulau-pulau kecil itu terlihat bila anda berlayar menuju
Lombok ataupun menuju Nusa Penida dari Padang Bay.
I Renggan kemudian terbangun dari tidur pulasnya. Ia
mendapati perahunya tak terkendali dan menabrak daratan tidak sesuai
rencananya. I Renggan juga mendapati perahu rusak, ia pun kembali ke Nusa
Penida. Akibat perahu I Renggan yang telah rusak dan ia sendiri kelelahan
terkena sirep Bhatara Toh Langkir, perahunya melaju tak terarah.
Perahunya akhirnya terdampar di bagian timur Nusa
Penida. Dan dibiarkan begitu saja sampai membedah. Untuk memperingati kejadian
itu, kemudian dibuatkan Pura yang bernama Pura Batu Medawu yang berarti Pura
medah perahuyang dikenal sekarang ini.
Selain kisah mitologi I Renggan itu, ada kisah yang
diceritakan dari turun temurun oleh tetua kami. Ketika membangun Pura Batu
Medawu yang dipimpin seorang tokoh Spitritual bernama Mangku Serangan, ia bisa
“ngarad” mendatangkan bangunan secara gaib.
Bangunan-bangunan yang akan dipergunakan di Pura Batu Medawu datang dengan sendirinya. Sampai sekarang yang menjadi Pemangku Ajeg di Pura Batu Medawu adalah keturunan Mangku Serangan dari Dusun Semaya. Kini pemangku keturunan mangku Serangan itu bernama Mangku Wayan Negara.(*)
0 comments:
Post a Comment