Ratusan Tahun Terkubur Jro Wayan Kulit Diaben Dengan Kaul Lembu Emas

mendengar upacara ngaben unik Bupati Suwirta langsung menyambangi warga (foto/sjd)

BATUNUNGGUL, Kisah perjalanan leluhur Banjar Minggir bernama jro Wayan Kulit baru terungkap. Ratusan tahun berlalu hijrah ke Banjar Minggir karena berselisih paham dengan saudaranya. Perselisihan ini memicu gejolak emosi tidak bisa dibendung, Jro Wayan Kulit memutuskan pindah dari asalnya Metaki berjalan mengarah ke timur.

Sesampainya sebuah desa ujung selatan Desa Batununggul bernama banjar Minggir. Sampai sejuah ini Jro Wayan Kulit belum bisa dipastikan meninggalnya hanya saja mempekirakan terlihat dari bukti saat menggali kuburan terdapat taring babi, kerang, sawan klasik anehnya lagi giginya masih utuh sempurna, kepala menghadap ke barat menoleh selatan. Keempat saudara Jro Wayan Kulit antara lain Papak Badeng, Dendeng merah dan Sapi Ayam.

Kuburan Jro Wayan Kulit tidak satupun warga sekitar tau, pada waktu itu tidak ada setra umum melainkan dikuburkan di tegalan atau bahasa Nusa Penida Mel. Tegalan tersebut ditandai sebuah batu kecil, saat digarap warga bercocok tanam satupun disekitaran kuburan palawija tidak bisa hidup. Keanehan tersebut petani tidak ada pirasaf bahwa tempat tegalan tersebut ada sebuah kuburan. Aura mistik terasa kental ketika memasuki tegalan, bulu kuduk berdiri petani merasakan aneh. Lambat laun mimpi aneh diarasakn warga Minggir, kegelisahan tersebut disampaikan para tetua ( pelingsir ).

Menurut Ketua Panitia saat dijumpai acara ngeben Jro Wayan Kulit, I Ketut Suartina mengatakan kegelisahan yang dirasakan warga, kami bersama keluarga mencari orang pintar mencari kejelasan apa yang sedang terjadi di desa kami. Tidak cukup sampai disana kepastian akhirnya terungkap ketika kami bersama keluarga menayakan kepada Ida Pandita Dukuh Acahrya Dhaksa, Geria Dukuh Samiaga, Penatih, Denpasar. Beliau memberikan jalan ada seuatu yang tidak beres disana. Panjang lebar berutur, ada leluhur yang belum diaben ratusan tahun.

Sepulang dari Denpasar, Suartina menyampaikan hasil pertemuan dengan Ida Pandita Dukuh Acharya Dhaksa. Hasil pertemuan tersebut mengacu pada sumber yang terkait berupa lontar, tahun 2013 rencana ngaben masal menyertakan Jro Wayan Kulit, tapi banyak kendala yang dihadapi. Alih-alih ternyata leluhur kami tidak mau ngaben bersama dengan yang lainya. Baru tahun 2016 Jro Wayan Kulit perencanaan yang matang upacara ngaben digelar, dipuput langsung Ida Pandita Dukuh Acharya Dhaksa.

Membayar kaul perti Sentana Jro Wayan Kulit metiwatiwa dibayar dengan kaul blayak awakul. Petulangan berupa lembu berwarna emas diberapa titik lembaran emas diserbar, kawat emas total emas yang digunakab sebanyak 300 gram. Runtutan acara ngaben Jro Wayan Kulit diawali dengan ngeruak, ngebet dan puncak ngaben berlangsung 21 Agustus.

" Kami berharap melalui upacara ngaben lelehur kami dapat tempat yang baik mudah-mudahan perti sentani diberikan jalan yang baik dan rahayu, " terangnya.

Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta mendengar upacara unik tersebut menyempatkab diri mengungkungi ngaben masal Jro Wayan Kulit. Bupati Suwirta berbincang dengan ketua panitia terkait perjalanan jro Wayan Kulit.

Bupati Suwirta mengatakan piutang kepada leluhur harus dibayar, karena berkatnya kita bisa hidup. Mudah-mudahan yang yang dipersembahkan berjalan mulus dan labda karya. (*sjd)

Share on Google Plus

wak laba

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment

http://waklaba.blogspot.com/. Powered by Blogger.