Masyarakat Hindu Bali hingga kini masih melakukan upacara otonan. Otonan merupakan
sebagai hari kelahiran berdasarkan Wuku kalender Bali.
Pelaksanaan otonan biasanya bersamaan dengan
Sapta Wara, Panca Wara dan juga Wuku yang sama. Pelaksanaan Otonan yang
dilaksanakan oleh Keluarga I Dewa Made Suarjana yang dilaksakan yang sesuai
dengan adat yang berlakua di Desa Pakraman Dalem Setra Batununggul.
Hal ini disampaikan Mangku I Dewa Gede Beneng Alit mengatakan upacara
otonan bertujuan yakni untuk melakukan penebusan segala kesalahan dan kesilapan
diman terdahulu supaya mendapatkan kehidupan yang lebih baik di masa sekarang
dan yang akan datang.
Dewasa ini banyak
masyarakat yang terpengaruh dengan budaya luar yang melupakan akar budaya
sendiri seperti perayaan ulang tahun. Yang membedakan hari kelahiran biasa
dengan otonan . Ulang tahun yang kerap kali diperingati mengunakan perhitungan
tanggal dan bulan saja, namun berbeda dengan otonan berdasarkan Kalender Wuku
Umat Hindu yakni setiap 6 bulan sekali ,” tuturnya.
Segala rangkaian upacara ini diadakan di rumah
dan akan terus dilakukan selama masa hidupnya. Dalam kebiasaannya, Upacara
Otonan untuk pertama kali akan dilakukan dengan sangat meriah, namun pada
kesempatan berikutnya dilakukan dengan sederhana. Potong rambut hanya dilakukan
sekali saja, pada saat Otonan yang pertama kali digelar. Dan apabila Otonan
jatuh bersamaan dengan Bulan Purnama maka akan dirayakan secara meriah.
0 comments:
Post a Comment