Gerakan romantisme budaya menekankan nilai-nilai estetika,
keindahan, dan emosi dalam seni, sastra, musik, dan arsitektur. Para tokoh dan
seniman romantik sering kali melukiskan keindahan alam, melambangkan perasaan
dan emosi manusia, dan memperkuat hubungan manusia dengan alam dan dunia
spiritual. Dalam kancah seni rupa Romantisisme menekankan ekspresi emosi yang
kuat dalam karya seni.
Seniman mengungkapkan perasaan mereka melalui penggunaan warna,
komposisi, dan subjek yang dramatis. Para seniman romantik sering kali terlibat
dalam dunia imajinasi dan fantasi.
Mereka menciptakan karya yang menceritakan kisah-kisah
mitologis, legenda, atau adegan romantis yang indah. Romantisme menganggap
individu sebagai pusat segala-galanya. Seniman mengekspresikan perasaan pribadi
mereka, pengalaman, dan pemikiran dalam karya seni mereka.
Gerakan ini memberikan kebebasan kepada seniman untuk
mengekspresikan diri mereka dengan cara yang bebas dan penuh ekspresi. Mereka
tidak terikat oleh aturan dan norma yang ketat. Beberapa seniman terkenal yang
terlibat dalam gerakan romantisme dalam seni rupa antara lain Caspar David
Friedrich, William Blake, Eugène Delacroix, John Constable, dan J.M.W. Turner.
Romantisme menghidupkan kembali perasaan dan emosi manusia serta menekankan
pentingnya kebebasan ekspresi dalam seni.
Apa yang dilakukan I Made Arya Dwita Dedok ?
Perupa asal Bali, dalam kesempatan kali ini mewujudkan pameran
yang ke -11 bertema ‘On Multiculturalism’. Bersamaan dengan ulang tahun Dedok
ke-52 dipilih menjadi tajuk yang secara prinsip mengarahkan cara Dedok
‘menyalakan kembali’ nilai-nilai kebersamaan dalam perbedaan baik atas relasi
sosial manusia dengan manusia, hingga metafor dan simbol-simbol ‘pengingat’
yang menegaskan hubungan budaya yang harmonis.
Romantisme letupan Dedok dalam karya yang dihadirkan pada
pameran kali ini. Dalam catatan penulis pemeran seni Dedok menampilkan aspek
kekuatan hidup personalitasnya dari seri ‘kehidupan cinta dengan sifat unik
keragaman kehidupan manusia’ dengan cara yang estetis. Namun, penting untuk
mempertimbangkan apa- bagaimana akar filosofis pemikirin Dedok dalam menafsirkan
dan menanamkan esensi multikulturalisme dalam seninya untuk mudah dikenali dan
dipahami oleh orang lain.
Romantisisme sering kali melibatkan penghormatan terhadap alam,
penolakan terhadap rasionalitas berlebihan, dan penekanan pada pengalaman
pribadi dan intuisi. Johann Gottfried Herder menekankan pentingnya bahasa,
budaya, dan warisan sejarah suatu bangsa. Dia berpendapat bahwa setiap bangsa
memiliki karakteristik unik yang perlu dihargai.
Sedangkan Friedrich Schlegel menekankan pentingnya kesenangan
estetik, kebebasan individu, dan kebebasan berekspresi. Dia juga menciptakan
istilah "ironi romantik" untuk menggambarkan pendekatan kontradiktif
terhadap realitas.
Romantisme gerakan cultural manusia Bali lebih dikenal dengan
Tatwam Asi. Satu konsep penting dalam ajaran filsafat dan spiritualitas Bali.
Konsep ini menyiratkan identitas antara individu yang terbatas dengan kesadaran
universal yang lebih besar. Pada dasarnya, hal ini mengajarkan bahwa esensi
yang sejati dari setiap individu adalah kesadaran universal. Tembang romatisme
terkait perasaan satu persaudaraan dalam kemanusia terangkum dalam tembang
Hymne Tatwam Asi dari album Nyanyian Dharma dari projek album rohani kolaborasi
artis yang diproduseri oleh Musisi Dewa Budjana .
♫
..............
Eling
ring Tatwam Asi Manah sida mesikian Eling ring Tatwam Asi Ngulati kerahajengan
Manah wacana laksana Tan keni gegodan kala Anggen menyama beraya ring sekala…
..................♫
- Santana Ja Dewa
0 comments:
Post a Comment