DESA ADAT BATUNUNGGUL, PESRAMAN : TUMBUHKAN RASA CINTA SENI DAN BUDAYA

 


 

DESA Adat Dalem Setra Batununggul, Kecamatan Nusa Penida dalam pengembangan seni dan budaya salah satu prioritas yang strategis karena seni dan budaya adalah bagian penting setiap nafas kehidupan sebagai social masyarakat Bali. Seni dan budaya sering dihadirkan dalam setiap kesempatan baik dalam ranah ritual maupun social masyarakat.

Kedekatan seni dan budaya yang melekat tersebut tantangan yang dihadapi itu berat, ketika perkembangan global dan digitalisasi. Memudar keinginan dan gairah melakukan berkesenian diduga menurun, untuk itu dalam mengatasi problemarika tersebut Bendesa Adat Dalem Setra Batununggul I Dewa Ketut Anom Astika menyampaikan seni dan budaya wajib digairahkan kembali meski akrab dihadarikan dalam setiap kesempatan. Pesraman adalah bagian usaha pembinaan dan pengembangan seni budaya yang bernafaskan kesenian Bali. Pembinaan dan pengembangan merupakan bagian dari bentuk pelestarian dari kebudayaan Bali.

 

“ Kedekatan berbagai kesenian tersebut yang sering dijumpai dalam setiap kesempatan, tetap digairahkan kembali kecintaan dan kebanggan ditengah perkembangan global dan digitalisasi jangan sampi memudar. Ini merupakan tantangan yang dihadapi yang paling berat menyangkut mentalitas, “ ujarnya Anom Astika yang tiga bulan dikukuhkan jadi Bendesa.

Kegiatan pesraman yang dilakukan meliputi kegiatan nyurat aksara Bali, seni tabuh, Gita Shanti, Seni Tari Dasar serta Mejejahitan. Upaya untuk menumbihkan kembali rasa cinta serta meningkatkan kebiasaan melibatkan anak-anak sekolah dasar terutama nyurat aksara Bali dan seni tari dasar. Meskipun anak-anak tersebut mendapat pelajaran di sekolah karena keseringan mereka melakukan kegiatan daring, jadi kemampuan menurun. Kesenangan dan kemampuan anak-anak membaca aksara bali merupakan modal pembangunan masyarakat untuk hidup lebih cerdas.

Keseimbangan membaca dan menulis “ nyurat “ aksara Bali, menurut Anom langkah awal bentuk pelestarian jangan sampai anak-anak tersebut buta aksara Bali. Sebagai orang Bali wajib bisa membaca dan menulis akasara Bali.

Selain itu, anak-anak diajarkan seni tari dasar sementara yang setingkatnya difokuskan seni tabuh khusus perempuan diajarkan mejejaitan secara berkelanjutan.

Anom menyampaikan sedini mungkin membudayakan kegemaran seni dan budaya harus ditananamkan dan dilatih pada anak-anak serta dilakukan secara berkelanjutan dalam kondisi yang kondusif, harmonis dan komulatif. Problematika dalam penanganan tidak hanya cukup oleh guru atau komunitas sekolah saja. Desa Adat berperan penting. Pun demikian, pihaknya berharap dengan pesraman diharapkan dapat membatu anak-anak menumbuh kebangkan kegemaran akan seni dan budaya. (*)

Share on Google Plus

wak laba

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment

http://waklaba.blogspot.com/. Powered by Blogger.