Parade Ogoh-ogoh merupakan rutinitas
yang dilakukan STT (sekaa Teruna-Teruni) saat pengerupakan sebelum hari Raya Nyepi
yang diarak mengelilingi wilayah Desa Pakraman Dalem Setra Batununggul dengan
diiringi gamelan dan tarian, lengkap dengan kisah dari tema yang dibawakan , Minggu
(30/3/2014).
Seperti
STT Yowana Bhakti Banjar Sampalan mengusung tema “ Kala Bhuta Bawi Sraya”
penata tari I Dewa Gede Arda Kencana menceritakan , bahwa kekejaman para
raksasa yang selalau menggangu ketentraman umat dalam naungan Raja Raksasa Kala
Bhuta Bawi Sraya. Para raksasa ini selalu datang disela-sela senja hari atau
sandi kala, ketika itu anak-anak senang bermain-main bersama teman-teman
mereka, diwaktu itulah kala Bhuta bawi Sraya muncul merasuki pikiran anak-anak
yang lemah. Hingga suatu hari Dewa pun mengutus Dewi Agni Werocana turun
kedunia membawa kedamian.
Hari sudah terlihat senja, sinar
mentari sudah mulai meredup nampaknya Sang Waktu sudah perlahan-lahan
meredupkan matanya, tetapi kesunyian malam yang dingin membawa anak-anak
berkumpul bersama dengan penuh semangat berkata, bahwa “ inilah duniaku, dunia
anak-anak yang penuh dengan suka cita, riang gembira, canda tawa, suara
tangisan semuanya berlalu mengisi setiap detik-detik waktu malem yang gelap.
Terlahir ke dunia membawa api keabadian
menyelamatkan umat manusia dari keangkaramurkaan oleh para raksasa Kala Bhuta
Bawi Sraya, anak-anak pun riang gembira menyambut kehadiran Sang Maha Dewi penyelamat yangakan menyelamtakan mereka dari
ganguan sifta-sifat negatif Sang Bhuta Kala.
Ketika para anak-anak itu dalam nuansa
suka cita menyambut kehadiran Dewi penyelamat, muncullah Raksasa kala Bhuta
Bawi Sraya senantiasa merebut api keabadian dari tangan Sang maha Dewi hingga
terjadilah perebutan, anak-anakpun dengan gesit kejar mengejar merebut kembali
mimpi mereka menuju keabadian alam semesta, “ tuturnya Arda.
Tak berbeda yang ditampilkan STT Sila
Jaya Banjar Batununggul mengusung tema “ Sapu Mala “ penata tari I Dewa Made
Wisarja menceritakan dikala Dewi Durga diutus kebumi untuk menebar wabah
penyakit, sehingga suasana desa menjadi mencekam terutama pada malam harinya.
Dari kejadian tersebut salah seorang warga melapor kejadian warganya yang
terkena wabah penyakit kepada Mpu Bhawuh untuk mengusir wabah penyakit
terjadilah peperangan yang dimenangkan oleh Mpu, “ ujarnya.
Sementara Bendesa Desa Pakraman Dalem
Setra Batununggul I Dewa Nyoman Yusa mengatakan “Baginya parade semacam ini sangat penting
karena mengandung makna pendidikan karakter dan integritas sosial dengan tujuan
untuk mengajak generasi muda mempelajari sastra agama,” ujarnya.
Warga yang antusias menyaksikan parade ogoh-ogoh pun tidak ketinggalan mengajak anak-anaknya. Tidak sedikit para orang tua yang harus memanggul buah hatinya agar dapat menyaksikan atraksi ogoh-ogoh di tengah berjubelnya penonton.
Warga yang antusias menyaksikan parade ogoh-ogoh pun tidak ketinggalan mengajak anak-anaknya. Tidak sedikit para orang tua yang harus memanggul buah hatinya agar dapat menyaksikan atraksi ogoh-ogoh di tengah berjubelnya penonton.
Di sana-sini juga terlihat para warga yang ingin mengabadikan baik berupa poto maupun video ikut merangsek mengabadikan atraksi ogoh-ogoh itu berbaur dengan warga yang lainnya.
Oleh : Santana Ja Dewa
0 comments:
Post a Comment