Penulis I Ketut Sandika kembali
luncurkan buku tema-tema spiritual dihadirkan. Dirinya melihat spiritual adalah
jalan keseimbangan jiwa ditengah himpitan pergolakan hidup. Buku yang
diluncurkan ini berjudul Siwa Tatwa, ia mengimplementasikan Bhagawan Wṛhaspati bertanya tentang hakikat keberadaan, baik “sekala”
maupun “niskala”, dan Bhatara Iśwara pun menjabarkan ajaran-ajaran rahasia;
menjabarkan bahwa hakikat segala yang ada tak lain adalah Siwa itu sendiri, sang kesadaran yang bebas dari segala
pengkondisian.
Jika Tattwa diartikan sebagai
"filsafat" dan Śiwa diartikan sebagai "Kesadaran", maka
Siwa Tattwa berarti Filsafat Kesadaran. Kesadaran Personal yang penuh
pengkondisian dan Kesadaran Universal yang bebas dari segala pengkondisian,
serta bagaimana mentransformasikan kesadaran personal agar menyadari
universalitasnya, semua dijabarkan.
Salah satu kitab yang secara
detail memetakan kesadaran tersebut adalah Wṛhaspati Tattwa yang disebut-sebut sebagai salah satu Teks
Nusantara Kuno yang paling komprehensif dan terstruktur.
Dan, untuk memudahkan anda
memahami teks warisan leluhur ini, I Ketut Sandika yang saat ini menjadi
peneliti dan dosen salah satu perguruan tinggi, memberikan ulasan yang sangat
komprehensif dari berbagai perspektif, selain menterjemahkan setiap slokanya
secara hati-hati.
" Buku Siwa Tattwa merupakan
sebuah bacaan, pegangan dan koleksi yang wajib dimiliki generasi Nusantara,
untuk menggali dan mengimplementasikan khasanah spiritual Nusantara Kuno yang
demikian kaya, yang kini semakin terlupakan, " ujar pria asal Nyalian,
Banjarangkan, Klungkung. *
No comments:
Post a Comment