Pangiwa dan Panengen dua jalan mistik Tantra di Bali.
Pangiwa dari kata "kiwa" yang artinya kiri dan Panengen dari kata
"tengen" yang artinya kanan. Jadi Pangiwa-Panengen merujuk pada dua
jalur dalam tradisi Tantra di Bali, yakni jalur kiri dan jalur kanan. Pangiwa
sebagai jalur kiri diidentikan dengan ilmu Leak di Bali. Sebab jalur ini dalam
praktiknya lebih kepada penggunaan daya-daya magis (siddhi) dan Sakti.
.
Oleh karena itu, Pangiwa dan Leak sendiri sering dikonotasikan sebagai ilmu kiri yang dalam perkembangannya diidentikan dengan hal-hal yang buruk dan jahat. Padahal, jalan Kiwa maupun Leak itu sendiri adalah jalan mistik untuk pelaku mampu mencapai puncak kemanunggalan dengan Paramasunya.
.
Siddhi dan Sakti dalam Tantra dipandang sebagai energy atau power (kekuatan). Siddhi dan sakti dicari adalah semata-mata untuk menggerakan Siwa sebagai kesadaran agar mampu menembus dinding-dinding keakuan. Tanpa ada Siddhi-sakti "kesadaran" akan pasif (lembam), dan tidak akan mampu meghancurkan segala keterikatan diri. Bukan saja terikat akan materi, tetapi keterikatakan yang disebabkan oleh ketakutan, kecemasan akan kematian, kehilangan, sakit, usia tua dan yang lainnya.
.
Namun, banyak penekun justru terjebak sebagai penikmat siddhi-sakti. Sehingga mereka mengkultuskan siddhi-sakti sebagai tujuan akhir. Padahal semua itu hanya efek kecil dari praktik Kiwa-Leak yang mereka pelajari. Seyogyanya kekuatan itu hendaknya dijadikan "alat" untuk melakukan transformasi diri. Maka mereka yang mengkultuskan "siddhi-sakti" disebut dengan "Nesti atau Desti". Sehingga ada perbedaan antara "Nesti" dengan Leak. Orang yang nesti inilah sering menggunakan kekuatan Siddhi-sakti untuk hal-hal yang kurang terpuji. Dan, mereka yang begitu bukan penekun ilmu Kiwa-leak sesungguhnya, tetapi pemuja kenikmatan siddhi-sakti. Untuk itu, marilah belajar Kiwa-Leak dengan sungguh-sungguh menjadikan Siddhi-sakti tersebut sebagai kekuatan untuk menghancurkan segala Avidyamaya. Sebagaimana kekotoran hanya dapat disentuh dengan kekotoran, pun sebaliknya yang suci hanya dapat disentuh dengan kesucian. Maka, tak ada bedanya keduanya itu.
#rahayu
.
Oleh karena itu, Pangiwa dan Leak sendiri sering dikonotasikan sebagai ilmu kiri yang dalam perkembangannya diidentikan dengan hal-hal yang buruk dan jahat. Padahal, jalan Kiwa maupun Leak itu sendiri adalah jalan mistik untuk pelaku mampu mencapai puncak kemanunggalan dengan Paramasunya.
.
Siddhi dan Sakti dalam Tantra dipandang sebagai energy atau power (kekuatan). Siddhi dan sakti dicari adalah semata-mata untuk menggerakan Siwa sebagai kesadaran agar mampu menembus dinding-dinding keakuan. Tanpa ada Siddhi-sakti "kesadaran" akan pasif (lembam), dan tidak akan mampu meghancurkan segala keterikatan diri. Bukan saja terikat akan materi, tetapi keterikatakan yang disebabkan oleh ketakutan, kecemasan akan kematian, kehilangan, sakit, usia tua dan yang lainnya.
.
Namun, banyak penekun justru terjebak sebagai penikmat siddhi-sakti. Sehingga mereka mengkultuskan siddhi-sakti sebagai tujuan akhir. Padahal semua itu hanya efek kecil dari praktik Kiwa-Leak yang mereka pelajari. Seyogyanya kekuatan itu hendaknya dijadikan "alat" untuk melakukan transformasi diri. Maka mereka yang mengkultuskan "siddhi-sakti" disebut dengan "Nesti atau Desti". Sehingga ada perbedaan antara "Nesti" dengan Leak. Orang yang nesti inilah sering menggunakan kekuatan Siddhi-sakti untuk hal-hal yang kurang terpuji. Dan, mereka yang begitu bukan penekun ilmu Kiwa-leak sesungguhnya, tetapi pemuja kenikmatan siddhi-sakti. Untuk itu, marilah belajar Kiwa-Leak dengan sungguh-sungguh menjadikan Siddhi-sakti tersebut sebagai kekuatan untuk menghancurkan segala Avidyamaya. Sebagaimana kekotoran hanya dapat disentuh dengan kekotoran, pun sebaliknya yang suci hanya dapat disentuh dengan kesucian. Maka, tak ada bedanya keduanya itu.
#rahayu
Oleh : I Ketut Sandika
Dosen IHDN Denpasar
Dosen IHDN Denpasar
0 comments:
Post a Comment