peluncuran buku simfoni karya S. Dian Andryanto
JAKARTA, Menulis sudah menjadi keseharian seorang S. Dian Andryanto. Menjelajah pelosok negeri sudut-sudut ruang sosial, budaya masyarakat diungkap dengan gamblang secara sederhana, tapi berbobot dalam penyampaian. Setelah tiga buku yakni simpati, empati dan simpati secara bersamaan diluncurkan, Andryanto kembali berkarya menertibkan buku berjudul matur suk...sma yang lounching di Ubud, Bali beberapa waktu lalu. Proses kreatif dalam menulis mengalir tanpa henti mengungkap segala permasalah yang menganjal diotaknya.
Tanpa henti menulis dan menulis adalah bentuk pelampiasan batin paling hakeki sosok Andryanto. Jelang penghujung tahun Andryanto menterbitkan dua buku matur suksma dan simfoni.
" Bagai rutinitas saja, setelah tahun lalu sukses dengan meluncurkan tiga buku sekaligus EMPATI, SIMPATI, dan HARMONI. Sambutan positif dari pembaca, khususnya dalam komunitas #sayabelajarhidup yang tersebar di penjuru Tanah Air, bahkan mancanegara, " kata S. Dian Andryanto.
Meskipun tidak dalam konsep penerbitan mainstream, buku-buku yang dicetak 1.500 eksemplar itu tandas dalam enam bulan sejak penjualan pertama Desember 2015. Tidak banyak memang secara kuantitas. Namun, ini menjadi pemicu semangatnya terus menulis.
Agak berbeda dengan konsep penulisan tiga buku sebelumnya yang sebagian besar dari tulisan-tulisan di sosial media belum pernah ditayangkan di media manapun. Sambutan peluncuran buku matur suksma di Bali pun meriah tak kurang dari 200 undangan memenuhi taman di The Artini Resort, Ubud, Bali.
“Matur suksma itu sebagai ungkapan yang masih kerap kita dengar di Bali, ungkapan yang saya harap tidak akan hilang meski pengucapan dan dengan bahasa berbeda di manapun di bumi ini. Matur suksma berarti terima kasih,” katanya, mengenai judul bukunya yang diluncurkan bersamaan dengan buku puisi “…dan, aku terus melangkah..” karya Meiri Pinsent.
Masih dalam konsep penulisan esai singkat, memotret kehidupan masyarakat dengan berbagai profesi, kondisi sosial, dan budaya serta lingkungan yang menjadi background-nya. Buku #sayabelajarhidup SIMFONI ini diluncurkan di Museum Nasional (Museum Gajah), Jakarta Pusat.
“Tidak akan sampai buku ini diluncurkan di tempat bersejarah ini, tanpa bantuan istri, keluarga, kenalan, dan kerabat #sayabelajarhidup,” ujarnya. Dan, buku kelima dari rangkaian #sayabelajarhidup ini pun ia persembahkan kepada guru-guru kehidupan yang berada di sekitarnya, dengan segala profesi dan tabiatnya, dengan segala ungkapan yang tersampai maupun penuh simbol.(*sjd)
0 comments:
Post a Comment