Monday 26 September 2016

Sastra Kalimalang Bangkitkan Gairah Sastra di Bali

Sastra Kalimalang Bekasi tampil di JKP, Denpasar (foto/sjd)



RENON-DENPASAR, Memadukan puisi dengan musik jarang terdengar di kalangan sastra Bali. Kalaboratif tersusun sedemikian rupa menarik disimak dan ditonton. Ranah puisi kalangan maestream sebatas baca puisi, kehadiran puisi dipadukan berbagai kesenian lainya menarik perhatian bahkan takjub dilihat. Pasalnya, garapan musikalitas puisi diimbangi tari kontenporer dan teater cerminan sebuah kreatifitas tanpa batas dalam berexpresi.

Muka lusu dan sangar sastawan menyuguhkan performance art berbanding terbalik karya sastra mutahir membahana tetap dalam ranah sastra melihat dikeliling lingkungan rujukan berexpresi dan inspirasi dari sana muncul.

" Sempat dua kali pemeriksaan di bandara namun bisa lolos. Maklum saja tampilan kita beda dari biasanya. Mendengar kata Bali saja sudah tak terbayangkan keindahan di dalamnya. Rasa sumringah dan takjub kebesaran nama Bali," kata ketua Ane Matahari Komunitas Sastra Kalimalang (KSK) Kota Bekasi saat performance Art di Jati Jagat Kampung Puisi, Renon, Denpasar, Minggu (25/9).

Batin lega ketika melampiaskan gejolak diri keranah berkesenian khususnya musikalitas puisi. Kata Ane komunitas berdiri sejak 5 tahun lalu sama seperti kelompok lainya keretakan dan gesekan baik intern dan extern melanda. Kegigihan, dan tanggungjawab sebagai sastrawan menguatkan diri berkarya. Kepekaan setiap personil menyimak isu lingkungan daerah Sungai Kalimalang terinspirasi menelurkan karya. Personil satu dengan lainya memiliki kemampuan berbeda begitu juga latar belakang mereka, ada salah satu personil ngamen melalui puisi. Jumpa pada pandangan pertama tertarik bergabung niatan batin.

Diakui Ane kemampuan sastra mereka tidak sekelas WS Rendra atau sastrawan terkenal namun karya mereka layak dikonsumsi pecinta sastra. Ane tidak mengubah bait karya temennya itu menandakan memberikan ruang gerak berexpresi. KSK melalang buana menjelajah negeri melalui sastra khas mereka, setiap tempat memberikan kesan wah.

Sastra buat Ane sebuah gayung bersambut silahturami tali persaudaraan, membangun kantenan orang baru khususnya pecinta sastra.

Walaupun hujan menyambut KSK tidak hentinya terus mengkobarkan semangat sastra. Dua kali terhenti karena hujan terakhirnya panggung dipindahkan. Adrenalin suasan tetap hangat meski diselimuti dinginnya hujan. Diskusi sastra sekali diselingi baca puisi.

Komunitas Sastra Kalimalang (KSK), menurut sastrawan Bali I Wayan Jengki Sunarta,  mengusung semangat seni penyadaran, seni untuk terapi, seperti yang diterapkan ke anak-anak jalanan, preman, atau manusia yang dianggap sampah masyarakat. Mereka langsung turun ke lapangan memeriksa keadaan, mendampingi mereka untuk berkesenian sehingga kesenian masuk ke lubuk hati mereka. Dari sini KSK telah terlibat dalam membangun karakter bangsa lewat kesenian.

"Apa yang diskusikan malam kemarin penting bagi generasi muda di Bali dalam memaknai kesenian. Bahwa berkesenian bukan hanya soal ekspresi batin, namun bagaimana kesenian bisa menjadi penyadaran dan terapi. Hal itu bisa diterapkan dimana kondisi bali yang seperti kita ketahui bersama, penuh dengan berbagai permasalahan sosial, budaya, ekologi," ucap sastrawan karya novel Magening. (*)

Oleh ; Santana Ja Dewa

No comments:

Post a Comment