Friday 13 May 2016

Pagi Buta Ombak Berdialog

pic. Wayan Muliana 
Mentari terbangun dari tidur malamnya beranjak menyinari semesta. Pamrih tidak ada dalam pikiranya, tidak kenal orang baik, jahat, penipu tetap memberikan kasih tanpa membedakan status sosial. Bergegas pencari kehidupan melakukan aktifitas, doa-doa berbunyi seperti klakhson memohon kelimpahan keberuntungan. Engkaulah nyawa menghidupi keluarga kecil dirumah.

Derung-derung mesin bersliweran ombok-ombak menyambut kedatangan pencari kehidupan. Riang, bercanda ombak-ombak bercumbu dengan asyiknya tanpa mengawali dan mengakhiri. Kadang-kadang mereka ribut penyebabnya tidak pasti.

Bocah tak kuasa meninggalkan pulau yang telah memberikan arti sebuah kerinduan mendalam. Berkedip mata rasanya susah benggong melonggo melihat keagungan Tuhan. Berlari kencang sedikit menjauh dialog ombak makin terasa gaduh tapi ujungnya mesra. Bocah enggan beranjak dari tempat duduknya. Ayahnya memanggil tidak diiraukan. Berpendirian teguh masih saja sulit meninggalkan pulau penuh cerita menarik. Sehari tidak cukup bermain-main dengan alammu. Pikiran bocah masih teringat bermain kemarin sore. Sulit rasanya. Hitungan menit speed boat meranjak kaki sampai ketujuan.


No comments:

Post a Comment